Bitcoin Berpotensi Melejit di Tengah Inflasi dan Perang Tarif Global

WagonNews – Ketegangan geopolitik global yang terus meningkat serta langkah kebijakan tarif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengguncang pasar keuangan dunia. Namun di tengah riak ketidakpastian tersebut, Bitcoin berpotensi justru tampil sebagai aset yang menunjukkan daya tahan luar biasa.

Trump baru-baru ini meluncurkan kebijakan tarif terhadap sejumlah negara mitra dagang utama AS. Langkah ini berdampak besar pada pasar modal global, memicu gelombang volatilitas yang signifikan. Namun, di sisi lain, Bitcoin tidak mengalami dampak sebesar itu—penurunannya jauh lebih kecil dibandingkan indeks saham.

Menurut Zach Pandl, Kepala Penelitian di Grayscale, fenomena ini merupakan tanda awal bahwa Bitcoin mulai membentuk jalurnya sendiri yang terpisah dari ekosistem finansial konvensional.

“Bitcoin biasanya tiga kali lebih volatil daripada S&P 500. Jika saham jatuh 12%, secara teori Bitcoin seharusnya anjlok hingga 36%. Tapi kenyataannya tidak seperti itu,” ujar Pandl dalam wawancaranya dengan Yahoo Finance pada Sabtu (12/4/2025).

Ia menyatakan bahwa tarif lebih berdampak langsung ke pasar ekuitas dibandingkan kripto. Pandl juga menyoroti bahwa volatilitas di pasar saham kini mulai menyamai level yang selama ini hanya terlihat di pasar opsi Bitcoin, merujuk pada indeks ketakutan pasar VIX sebagai acuannya.

Saat Ketidakpastian Melanda, Bitcoin Jadi Magnet Baru

Grayscale menyoroti bahwa faktor-faktor makroekonomi saat ini—seperti laju inflasi yang tinggi, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dan ketegangan geopolitik yang semakin memanas—justru menciptakan kondisi ideal bagi Bitcoin berpotensi untuk menunjukkan potensinya sebagai aset lindung nilai.

Kondisi ini bahkan dibandingkan dengan periode stagflasi pada era 1970-an. Saat itu, baik saham maupun obligasi mengalami tekanan besar, sementara harga emas justru melonjak sebagai aset yang dianggap aman di tengah badai ekonomi.

“Bitcoin sering kali dijuluki sebagai ‘emas digital’, dan bisa jadi sekaranglah saat yang tepat bagi aset ini untuk membuktikan peran tersebut,” demikian tertulis dalam laporan riset Grayscale.

Walaupun Bitcoin belum memiliki rekam jejak historis sepanjang emas—yang telah menjadi instrumen penyimpan nilai selama ribuan tahun—daya tariknya di mata investor semakin kuat. Banyak pihak kini mulai melihat kripto ini sebagai alternatif untuk melindungi kekayaan dari inflasi dan risiko sistemik.

Dolar Melemah, Bitcoin Makin Bersinar

Selain faktor domestik di AS, dinamika global juga memberi dorongan tersendiri bagi Bitcoin. Perang dagang yang sedang berlangsung tak hanya memperburuk hubungan diplomatik, tapi juga berdampak pada nilai tukar dolar Amerika. Mata uang tersebut mulai menunjukkan kelemahan akibat tekanan geopolitik dan kebijakan proteksionis.

Seiring kondisi global yang berubah, sejumlah negara mulai mengevaluasi ulang strategi penyimpanan devisa mereka dengan menambahkan variasi aset. Ketergantungan terhadap dolar mulai dipertanyakan, dan Bitcoin perlahan mulai muncul sebagai alternatif baru yang menarik.

Sejauh ini, Iran menjadi satu-satunya negara yang secara resmi mengakui Bitcoin sebagai bagian dari cadangan bank sentralnya. Bahkan dikabarkan bahwa pemerintah Amerika Serikat sendiri tengah mempertimbangkan pembentukan sebuah “Cadangan Bitcoin Strategis.” Langkah ini—jika benar terealisasi—akan menjadi sinyal kuat bahwa Bitcoin telah diakui bukan hanya sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai instrumen strategis nasional.

Bitcoin Bukan Lagi Aset Pinggiran
bitcoin crypto

Selama bertahun-tahun, Bitcoin dan aset kripto lainnya dianggap sebagai ‘mainan’ investor spekulatif—alat untuk menghasilkan cuan cepat tapi berisiko tinggi. Namun dengan dinamika ekonomi dan politik saat ini, pandangan itu mulai bergeser.

Investor institusi mulai masuk, bank-bank besar membuka layanan kripto, dan bahkan pemerintah ikut memperhitungkan peran Bitcoin dalam kebijakan moneter mereka. Semua ini menandai babak baru dalam perjalanan Bitcoin: dari aset alternatif, menjadi komponen utama dalam portofolio global.

Masa Depan Cerah di Tengah Ketidakpastian

Di tengah krisis dan ketidakpastian global, muncul peluang-peluang baru yang sebelumnya tak terbayangkan. Bitcoin, yang dulunya dianggap eksentrik dan berisiko tinggi, kini tampil sebagai simbol ketahanan dan kemungkinan besar akan memainkan peran lebih besar dalam sistem keuangan masa depan.

Apakah Bitcoin akan benar-benar menjadi “emas digital” abad ke-21? Waktu yang akan menjawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *