WagonNews – Washington, D.C. – 1 Mei 2025 Hari Buruh Internasional 2025 di Amerika Serikat diperingati dengan gelombang unjuk rasa masif yang berlangsung serentak di berbagai wilayah. Dari New York hingga San Francisco, ribuan orang dari berbagai latar belakang memadati jalan untuk menuntut perbaikan sistem ketenagakerjaan dan perlindungan terhadap kaum pekerja serta imigran. Demo ini dinamakan May Day.
Tuntutan Utama Aksi May Day
Dalam aksi damai yang digelar di lebih dari seribu kota, para demonstran menyuarakan sejumlah tuntutan, seperti:
-
Peningkatan upah minimum nasional
-
Penguatan hak berserikat dan negosiasi kolektif
-
Perlindungan terhadap pekerja imigran dan penghentian deportasi massal
-
Pengalokasian kembali anggaran publik untuk sektor layanan dasar
Poster-poster dengan tulisan seperti “Fair Wages Now” dan “Dignity for All Workers” terlihat mendominasi pemandangan jalanan, menunjukkan betapa kuatnya suara kolektif yang menolak ketimpangan dan eksploitasi.
Warisan Kebijakan Lama Masih Dipermasalahkan Saat Demo May Day
Meski bukan lagi menjabat, kebijakan era Presiden Donald Trump masih menjadi sorotan dalam protes kali ini. Beberapa kebijakan lama yang dianggap mempersulit kehidupan pekerja dan komunitas imigran masih dipertahankan atau belum mengalami revisi yang signifikan.
Para peserta aksi menilai sistem ekonomi saat ini belum berpihak pada rakyat kecil, terutama buruh sektor informal, pekerja migran, dan tenaga kerja berpenghasilan rendah.
Tokoh Publik dan Serikat Turut Hadir ke Demo May Day
Tokoh politik progresif seperti Senator Bernie Sanders tampak menghadiri unjuk rasa di Philadelphia. Dalam orasinya, ia mengajak masyarakat untuk terus memperjuangkan reformasi ekonomi yang menjamin kesetaraan dan keberpihakan terhadap kelas pekerja.
Selain tokoh publik, berbagai serikat pekerja nasional dan organisasi sipil juga turut serta, di antaranya:
-
Federasi Serikat Pekerja AFL-CIO
-
SEIU (Serikat Pegawai Layanan Umum)
-
Jaringan komunitas imigran dan organisasi HAM
Aksi Damai dengan Pesan Kuat
Meski berjalan tertib, semangat perjuangan sangat terasa. Para peserta menyampaikan aspirasi dengan tegas, menyerukan transformasi kebijakan agar lebih inklusif dan berkeadilan. Mereka mengingatkan pemerintah bahwa Hari Buruh bukan hanya peringatan simbolis, tetapi momen refleksi dan aksi nyata.
Aksi Buruh Menggema di Berbagai Negara
May Day 2025 bukan hanya menjadi momentum protes di Amerika Serikat, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Di Indonesia, ribuan buruh dari berbagai serikat turun ke jalan di Jakarta, menuntut revisi kebijakan ketenagakerjaan dan penolakan terhadap sistem kerja kontrak yang dinilai merugikan. Sementara itu, di Prancis dan Jerman, aksi besar-besaran digelar untuk memprotes reformasi pensiun dan sistem kerja yang semakin tidak stabil.
Di Amerika Latin, seperti Argentina dan Brasil, demonstran menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok dan tingginya angka pengangguran. Aksi serupa juga terjadi di Asia, termasuk Korea Selatan dan Jepang, di mana para pekerja menuntut jam kerja yang manusiawi dan jaminan pensiun yang adil.
Peringatan May Day di berbagai belahan dunia ini menunjukkan bahwa isu ketenagakerjaan dan keadilan sosial masih menjadi persoalan universal yang terus diperjuangkan oleh masyarakat global.
Penutup
Peringatan May Day 2025 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa suara pekerja masih sangat relevan dan kuat. Dengan melibatkan berbagai kelompok sosial dan latar belakang, aksi ini menegaskan pentingnya solidaritas lintas sektor dalam mendorong perubahan kebijakan yang pro-rakyat. Harapan mereka jelas: sistem yang adil, upah layak, dan hak kerja yang setara bagi semua.
Leave a Reply