Wagonnews – Meski awal Mei menandai perubahan musim di Indonesia, sebagian wilayah masih mengalami cuaca hujan meski kemarau telah mulai. Proses transisi musim ini tampaknya belum merata di seluruh negara.
Musim Kemarau Baru Dimulai di Sebagian Wilayah
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sekitar 21% dari wilayah Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau. Namun, sebagian besar wilayah lainnya masih dalam fase peralihan.
Proses peralihan musim ini sering disebut pancaroba, di mana cuaca bisa berubah dengan cepat. Hari yang cerah bisa tiba-tiba berubah menjadi hujan lebat pada sore hari.
Hujan Singkat dan Angin Kencang Masih Berpotensi Terjadi
Meskipun musim kemarau sudah mulai, beberapa wilayah masih mengalami hujan singkat. Kelembaban udara yang tinggi di banyak tempat masih memungkinkan terbentuknya awan hujan.
Beberapa daerah bahkan mengalami hujan disertai petir dan angin kencang. Hal ini disebabkan oleh perubahan atmosfer yang terus berlangsung, serta massa udara basah yang masih aktif.
Dampak Cuaca Tidak Menentu terhadap Kegiatan Sehari-hari
Cuaca yang berubah-ubah dapat mempengaruhi banyak kegiatan masyarakat. Petani harus lebih berhati-hati dalam merencanakan waktu tanam dan panen. Pengguna jalan juga harus waspada terhadap jalan licin atau genangan air.
Selain itu, masyarakat di daerah yang rawan banjir lokal disarankan untuk tetap siaga. Meskipun hujan tidak berlangsung lama, intensitas hujan yang tinggi bisa menyebabkan genangan dalam waktu singkat.
Pentingnya Mengikuti Prakiraan Cuaca Setiap Hari
BMKG memperkirakan musim kemarau akan meluas ke banyak wilayah dalam waktu dekat. Namun, dampak perubahan iklim menyebabkan waktu kedatangan musim kemarau bervariasi antar daerah.
Dengan demikian, sangat penting bagi masyarakat untuk memantau prakiraan cuaca harian agar bisa lebih siap menghadapi perubahan cuaca, terutama di masa pancaroba yang belum sepenuhnya stabil.
Leave a Reply