Tak Disangka, Dua Tim Papan Bawah Premier League Bertarung di Final Liga Europa
WagonNews – Final Liga Europa musim 2024/2025 menghadirkan cerita tak terduga. Dua tim yang tengah kesulitan di kompetisi domestik, Postecoglou, Tottenham Hotspur dan Manchester United, Amorim, justru bertemu dalam laga puncak Eropa. Sebuah ironi sekaligus keajaiban yang menggambarkan betapa ajaibnya sepak bola.
Manchester United melaju ke final dengan torehan yang impresif. Di bawah arahan Ruben Amorim, Setan Merah tampil konsisten dan belum merasakan kekalahan sejak fase awal Liga Europa musim ini. Mereka berhasil melangkah ke partai puncak usai menumbangkan Athletic Bilbao dengan keunggulan agregat telak 7-1.
Sementara itu, Tottenham juga menunjukkan taringnya. Dalam dua leg semifinal menghadapi Bodo/Glimt, Dominic Solanke dan rekan-rekan tampil dominan dan menang agregat 5-1. Kemenangan tersebut mengantar mereka ke final, membuktikan bahwa performa di kancah Eropa bisa sangat berbeda dibanding liga domestik.
Melihat laju kedua tim di Liga Europa, laga final ini layak disebut sebagai bentrokan dua kekuatan terbaik turnamen. Namun, jika menengok ke klasemen Premier League, kisah ini terasa seperti paradoks.
Amorim Manchester United Terpuruk di Urutan 15

Tanpa keberhasilan di Liga Europa, musim ini nyaris menjadi salah satu fase tergelap dalam era modern Manchester United. Mereka tersingkir dari Piala FA, gagal di Piala Liga, dan terseok di Premier League.
Di kompetisi liga, performa mereka jauh dari kata meyakinkan. Sampai pekan ke-35, Setan Merah baru mampu meraup 39 poin dari jumlah laga yang sama. Dari angka tersebut, kemenangan hanya hadir dalam 10 kesempatan. Dengan jumlah kebobolan mencapai 51 gol dan hanya mencetak 42 gol, MU lebih sering bergelut di zona bawah klasemen ketimbang bersaing untuk posisi Eropa.
Fokus mereka pun mulai bergeser. Terlihat dari keputusan Amorim yang lebih sering menurunkan pemain muda di pertandingan liga, sebagai bentuk persiapan maksimal untuk Liga Europa.
Postecoglou Tottenham Tak Kalah Terpuruk

Jika MU berada di posisi ke-15, Tottenham justru lebih rendah lagi. The Lilywhites duduk di peringkat ke-16 klasemen sementara. Catatan kebobolan mereka menjadi sorotan tersendiri—total 57 gol bersarang di gawang mereka sejauh musim ini berjalan.
Tottenham, yang hanya terpaut satu poin di bawah MU, turut mencerminkan betapa beratnya musim yang mereka jalani. Bahkan, manajer Ange Postecoglou sempat dirumorkan bakal dipecat karena performa buruk di liga. Namun, pencapaian luar biasa di Eropa memberi secercah harapan dan memperpanjang nafasnya sebagai pelatih.
Final Penentu Nasib Amorim dan Postecoglou

Final Liga Europa kali ini bukan sekadar soal gelar. Bagi Ruben Amorim dan Ange Postecoglou, laga ini merupakan momen penting yang bisa menjadi penentu arah masa depan mereka bersama tim masing-masing.
“Memenangkan trofi sebagai pelatih memberi kami sebuah keyakinan. Keyakinan bahwa kami mampu memberikan sesuatu yang berarti kepada para pendukung,” ujar Ruben Amorim, mengungkap pentingnya kemenangan ini, bukan hanya dari sisi teknis, tapi juga emosional.
Dia melanjutkan, “Saya percaya, ini bukan hanya soal tiket ke Liga Champions musim depan. Ini tentang rasa bahwa kami bisa mengubah sesuatu yang besar.”
Bagi keduanya, final ini bukan hanya soal reputasi, tapi juga kepercayaan diri dan proyek jangka panjang. Kemenangan bisa menyelamatkan musim yang penuh tekanan, sementara kekalahan bisa membawa konsekuensi besar.
Leave a Reply