WagonNews, Jakarta – Changpeng Zhao, pendiri Binance, telah menyampaikan permohonan grasi kepada eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Langkah ini diambil tak lama setelah ia membantah laporan bahwa dirinya tengah mengejar pengampunan.
Zhao, yang akrab disapa CZ, menyampaikan keterbukaannya terhadap pengampunan dalam sebuah episode podcast Radio Farokh yang tayang 6 Mei. Dalam obrolan tersebut, ia mengaku tidak keberatan dengan opsi tersebut. Bahkan, tim kuasa hukumnya sudah menyampaikan dokumen resmi atas namanya. Informasi ini disampaikan oleh Cointelegraph dan dikutip pada Kamis (8/5/2025).
Langkah ini dilakukan setelah laporan dari Bloomberg dan The Wall Street Journal pada Maret lalu menyebut bahwa Zhao tengah berupaya memperoleh pengampunan. Laporan itu muncul di tengah rumor mengenai kesepakatan antara pihak Trump dan Binance US.
Meski awalnya membantah, CZ mengakui bahwa jika artikel itu terbit, kemungkinan besar ia benar-benar akan mengajukan permohonan resmi. Menurutnya, pengampunan terhadap tiga pendiri BitMEX, termasuk Arthur Hayes, menjadi pendorong kuat.
Ia menyebut bahwa permohonannya telah diajukan sekitar dua minggu lalu. Zhao juga mengklaim dirinya sebagai satu-satunya orang yang pernah dipenjara di AS karena melanggar Undang-Undang Kerahasiaan Bank.
Pada November 2023, Zhao menyatakan bersalah atas dakwaan terkait pencucian uang. Langkah ini merupakan bagian dari penyelesaian hukum antara Binance dan otoritas di Amerika Serikat. Sebagai konsekuensinya, Binance membayar denda total USD 4,3 miliar atau sekitar Rp71 triliun. Dari jumlah tersebut, Zhao sendiri menyumbang USD 50 juta atau sekitar Rp826 miliar. Ia juga harus mundur dari jabatan CEO.
Zhao kemudian dijatuhi hukuman penjara selama empat bulan. Selain itu, ia juga dilarang terlibat dalam operasional Binance sebagai bagian dari kesepakatan hukum tersebut.
Tidak Menghapus Catatan Kriminal Changpeng Zhao

Menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS, pengampunan bukan berarti menghapus rekam jejak hukuman Zhao. Namun, jika disetujui, pengampunan ini bisa membuka peluang bagi Zhao untuk kembali terlibat di Binance US, terutama dalam urusan manajerial atau teknis.
Meski begitu, Zhao tidak memiliki niat untuk kembali duduk sebagai CEO Binance. Ia mengungkapkan hal tersebut saat menghadiri Binance Blockchain Week yang berlangsung pada November silam. Kala itu, ia menyebutkan bahwa perusahaan sudah berjalan baik tanpa dirinya di pucuk pimpinan.
“Saya rasa tim ini sudah solid dan tidak perlu saya kembali,” ujar Zhao dalam acara tersebut.
Setelah bebas dari penjara, Zhao mulai menjajaki peran sebagai penasihat di beberapa negara, seperti Pakistan dan Kirgistan. Ia kini lebih fokus membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan kripto dan mengimplementasikan teknologi blockchain.
Leave a Reply