WagonNews, Jakarta – Idul Adha selalu membawa berkah berupa melimpahnya daging kurban di rumah-rumah. Beragam hidangan berbahan dasar daging seperti sate, gulai, rendang, hingga tongseng pun jadi santapan favorit selama beberapa hari berturut-turut. Tapi pertanyaannya, seberapa banyak sebenarnya daging kurban bisa dikonsumsi dengan aman dalam sehari?
Menurut Asri Arumawati, seorang ahli gizi dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, daging kurban baik dari sapi maupun kambing, merupakan sumber nutrisi penting bagi tubuh. Ia menekankan bahwa meskipun daging merah kaya akan zat bergizi, konsumsinya tetap harus dibatasi.
“Daging kurban ini mengandung protein, lemak, asam lemak, zinc, vitamin B12, fosfor, kalium. Semuanya sangat dibutuhkan oleh tubuh kita,” ujarnya dalam acara Keluarga Sehat yang digelar oleh Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, ia menambahkan, “Daging juga mengandung zat besi, selenium, dan fosfor yang baik untuk tulang serta gigi. Kandungan zat besi juga berperan dalam mencegah anemia.”
Daging Kurban Penuh Gizi, Tapi Perlu Dibatasi

Dengan kandungan yang begitu kaya, wajar jika daging kurban sering disebut sebagai sumber gizi padat. Namun, ada batasan jumlah yang perlu diperhatikan. Asri menyebutkan bahwa konsumsi daging kurban sebaiknya tidak melebihi dua porsi per hari.
“Untuk satu kali makan, cukup sekitar 60 hingga 70 gram. Kalau ditotal, sehari maksimal 130 gram,” jelasnya.
Dalam seminggu, jumlah yang dianjurkan berkisar antara 3 hingga 4 kali konsumsi, atau sekitar 700 gram daging. Sayangnya, tradisi saat Idul Adha sering kali membuat konsumsi daging melebihi batas itu.
“Biasanya daging dimasak langsung dalam jumlah besar, lalu dipanaskan ulang dari hari ke hari sampai habis,” ucap Asri. Tanpa sadar, porsi makan bisa mencapai tiga atau empat kali lipat dari yang dianjurkan.
Efek Samping Jika Konsumsi Terlalu Banyak
Meski menyehatkan, konsumsi daging secara berlebihan justru dapat membahayakan. Asri menjelaskan bahwa daging merah, terutama yang mengandung banyak lemak, berpotensi meningkatkan risiko penyakit serius.
“Nanti akan meningkatkan risiko penyakit jantung,” tuturnya.
Kandungan lemak jenuh dalam daging bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah. Lama kelamaan, hal ini dapat memicu serangan jantung, stroke, hingga tekanan darah tinggi.
Beberapa gejala ringan yang kerap dirasakan masyarakat usai makan daging berlebihan, menurut Asri, antara lain pusing dan rasa mual.
“Apalagi kalau daging dikombinasikan dengan santan, minyak, atau kecap manis, itu memperparah,” tambahnya.
Perhatikan Juga Cara Memasaknya

Bukan hanya jumlah, proses memasak daging juga perlu jadi perhatian. Metode seperti dibakar atau dipanggang dalam suhu tinggi bisa menghasilkan zat berbahaya bagi tubuh.
“Sekali makan sate bisa 5 sampai 10 tusuk, lalu besoknya nyate lagi,” ujar Asri sambil tersenyum.
Ia mengingatkan bahwa proses pembakaran dapat menghasilkan zat karsinogenik yang berpotensi menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
“Pembakaran itu menimbulkan zat-zat karsinogenik dari proses pemanggangan yang kita konsumsi, dan itu dari penelitian bisa menyebabkan kanker,” jelasnya.
Tips Mengonsumsi Daging Kurban Secara Sehat
Agar tetap bisa menikmati daging kurban tanpa mengorbankan kesehatan, Asri menyarankan beberapa langkah sederhana. Pertama, pilih bagian daging yang rendah lemak. Kedua, hindari menggoreng atau memasak dengan santan secara berlebihan.
“Pengolahan yang sehat bisa dengan direbus, dikukus, atau ditumis dengan sedikit minyak,” katanya.
Jangan lupa juga untuk menambahkan sayuran dalam setiap hidangan agar asupan serat tetap terjaga. Serat dapat membantu menyeimbangkan kolesterol dan memperlancar sistem pencernaan.
Ia juga menyarankan untuk menyimpan daging kurban dengan benar agar tetap segar dan tidak kehilangan kandungan gizinya.
“Daging bisa dibekukan dalam porsi kecil agar mudah digunakan dan tidak langsung dimasak semuanya,” sarannya.
Leave a Reply