Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui: Ancaman Baru bagi Anak Muda Kekurangan Gizi

diabetes tipe 5

Selama ini, ketika kita berbicara tentang diabetes, biasanya yang terlintas adalah diabetes tipe 1, tipe 2, atau diabetes gestasional. Namun kini, dunia medis mencatat sebuah perkembangan penting: munculnya dan pengakuan resmi terhadap jenis diabetes baru yang dinamakan Diabetes Tipe 5, juga dikenal sebagai Maturity-Onset Diabetes of the Young (MODY).

Pengakuan ini datang dari Federasi Diabetes Internasional (IDF), yang pada awal bulan ini, melalui Kongres Dunia Diabetes IDF di Bangkok, secara bulat menetapkan Diabetes Tipe 5 sebagai klasifikasi resmi dari diabetes. Keputusan ini diambil pada 8 April, setelah bertahun-tahun diskusi dan penelitian mendalam dari para ahli endokrinologi.

Meski termasuk dalam kategori yang jarang ditemukan, varian diabetes ini diperkirakan telah berdampak pada sekitar 25 juta individu secara global, berdasarkan temuan yang dipublikasikan. Yang membuatnya berbeda dari jenis diabetes lainnya adalah penyebabnya yang sangat spesifik: gizi buruk, terutama pada remaja dan dewasa muda yang berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah hingga menengah. Umumnya, penderita adalah mereka yang bertubuh kurus, dengan asupan gizi harian yang jauh dari cukup.

Kurangnya Gizi, Bukan Diabetes
diabetes photos

Tidak seperti diabetes tipe 2 yang sering dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat atau obesitas, diabetes tipe 5 tidak berhubungan dengan berat badan berlebih. Justru, banyak penderitanya adalah pria muda dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 19 kg/m², terutama di kawasan Asia dan Afrika.

Nihal Thomas, profesor endokrinologi dari Christian Medical College, India, dan salah satu anggota penting dari tim kerja Diabetes Tipe 5, menjelaskan bahwa gangguan ini terjadi karena fungsi sel beta di pankreas terganggu. Sel-sel tersebut tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai.

“Selama ini, karena belum ada pengakuan resmi, banyak penderita yang salah didiagnosis atau bahkan tidak didiagnosis sama sekali,” ujarnya.

Sejarah Panjang Namun Terabaikan

Fakta menariknya, Diabetes Tipe 5 sebenarnya bukan fenomena baru. Kasus pertama yang tercatat muncul di Jamaika pada tahun 1955. Namun, meskipun sempat mendapat perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada dekade 1980-an sebagai bentuk diabetes yang dipicu oleh malnutrisi, klasifikasi ini dihapus kembali pada tahun 1999 karena dianggap kurang bukti ilmiah yang memadai.

Dampaknya? Ribuan pasien selama puluhan tahun akhirnya didiagnosis keliru sebagai penderita diabetes tipe 1. Kesalahan ini berpotensi sangat berbahaya, karena pengobatan yang salah dapat menyebabkan komplikasi serius. Misalnya, pemberian insulin dalam dosis tinggi kepada pasien yang tidak membutuhkannya justru bisa menyebabkan hipoglikemia yang fatal.

Meredith Hawkins, profesor kedokteran dari Albert Einstein College of Medicine, menjadi salah satu sosok yang paling vokal memperjuangkan pengakuan terhadap jenis diabetes ini. Ia menyebut bahwa diabetes akibat kekurangan gizi selama ini sangat kurang mendapatkan perhatian dan tidak dipahami dengan baik.

“Pengakuan resmi dari IDF adalah langkah besar untuk meningkatkan kesadaran atas masalah kesehatan ini. Ini bukan hanya soal istilah medis, tetapi menyangkut kehidupan jutaan orang yang menderita secara diam-diam,” tegas Hawkins.

Temuan yang Mengubah Pemahaman
diabetes tipe 5

Gejala-gejala dari tipe diabetes tak biasa ini pertama kali menarik perhatian Dr. Hawkins saat menghadiri forum kesehatan internasional di tahun 2005. Saat itu, ia mendengar banyak dokter dari berbagai negara menggambarkan pasien muda dan sangat kurus yang mengalami gejala diabetes, namun tidak merespons pengobatan insulin seperti biasanya.

“Mereka terlihat seperti penderita diabetes tipe 1, tetapi pengobatannya tidak membantu. Bahkan, kadang justru memperburuk kondisi mereka. Sangat membingungkan,” tuturnya.

Pasien-pasien ini juga tidak menunjukkan ciri-ciri diabetes tipe 2, seperti obesitas atau resistensi insulin. Hal ini menjadi tantangan besar dalam hal diagnosis dan pengobatan.

Melihat urgensi tersebut, pada tahun 2010, Dr. Hawkins mendirikan Global Diabetes Institute di Albert Einstein College of Medicine untuk meneliti lebih dalam kaitan antara kekurangan gizi dan diabetes. Kerja keras timnya membuahkan hasil pada tahun 2022, ketika penelitian mereka bersama Christian Medical College membuktikan bahwa diabetes tipe 5 secara metabolik berbeda dari tipe 1 maupun tipe 2.

“Penderita diabetes ini memiliki gangguan ekstrem dalam kemampuan tubuh mereka mengeluarkan insulin. Penemuan ini mengubah cara kita memandang penyakit ini secara menyeluruh,” kata Hawkins.

Tantangan Besar: Belum Ada Standar Pengobatan Diabetes

Satu tantangan besar yang masih dihadapi saat ini adalah belum adanya protokol atau standar pengobatan untuk diabetes tipe 5. Sebagian besar pasien, menurut Dr. Hawkins, bahkan tidak mampu bertahan hidup lebih dari setahun setelah mendapatkan diagnosis.

Karena itu, ia menyarankan pola makan tinggi protein dan rendah karbohidrat sebagai langkah awal, disertai pemantauan ketat terhadap kekurangan mikronutrien yang dialami pasien.

“Namun, semua ini masih sangat awal. Kita perlu penelitian lebih lanjut, dukungan internasional, dan komitmen bersama dari komunitas medis global,” tutupnya.

WagonNews akan terus memantau perkembangan terbaru terkait Diabetes Tipe 5 ini. Bagi pembaca yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa, penting untuk mulai memperhatikan faktor-faktor seperti status gizi, riwayat keluarga, serta reaksi tubuh terhadap pengobatan insulin. Kini, dengan adanya pengakuan resmi, harapan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat semakin terbuka lebar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *