WagonNews, Jakarta – Salah satu film produksi Hollywood yang sedang dinanti oleh penggemar sinema global, Thunderbolts, sebentar lagi akan hadir di layar lebar tanah air. Di era sekarang, banyak calon penonton lebih dulu mempertimbangkan penilaian kritikus sebelum memutuskan untuk datang ke bioskop.
Menariknya, Thunderbolts tampaknya mencuri start dalam hal ini. Beberapa jurnalis film dari media internasional telah lebih dahulu menyaksikan film produksi Marvel Studios ini dan memberikan respons yang sangat positif.
Berdasarkan pantauan dari berbagai sumber luar negeri, banyak yang menyebut bahwa Thunderbolts berhasil menggabungkan elemen aksi dan drama dengan sangat apik, bahkan sampai menyentuh sisi emosional penonton. Beberapa kritikus juga menyoroti kualitas akting para pemerannya yang dianggap meningkatkan daya tarik keseluruhan film.
Penampilan Florence Pugh dan Isu Kesehatan Mental
Matt Neglia dari Next Best Picture mengungkapkan bahwa Thunderbolts menghadirkan nuansa yang menyegarkan di waktu yang tepat—saat Marvel Cinematic Universe (MCU) membutuhkan pendekatan baru. Florence Pugh yang memerankan Yelena Belova disebut sangat dominan dalam film ini, mengingat karakternya menjadi poros utama dalam aspek dramatik.
Sementara itu, aktor Lewis Pullman yang berperan sebagai Bob (alter ego dari karakter Sentry) mendapat pujian atas penampilannya. Ia dinilai berhasil membawakan karakter yang kompleks, menggambarkan perjuangan batin seorang pahlawan yang penuh dilema.
Kritikus Rendy Jones juga mengapresiasi bagaimana Thunderbolts mengangkat isu depresi dan kesehatan mental sebagai sesuatu yang serius, bukan sekadar sentilan. Menurutnya, film ini adalah karya ansambel yang kuat—berkat Florence Pugh dan Lewis Pullman yang tampil sangat solid.
Chemistry yang Menyatu Antar Pemeran Thunderbolts
Jacob Fisher dari DiscussingFilm tak ketinggalan memberi sanjungan. Ia menyebut Thunderbolts sebagai film luar biasa dengan dinamika antarpemain yang sangat terasa. Florence Pugh dan Lewis Pullman disebut sebagai duet yang paling mencolok, sementara adegan laga diklaim menghadirkan intensitas tinggi. Fisher menambahkan, “Yang paling penting, ceritanya sangat menyentuh—berani, relevan, dan ditulis dengan sangat tajam.”
Sementara itu, Brian Davids dari The Hollywood Reporter mengungkapkan keterkejutannya atas bagaimana Thunderbolts membahas kesepian dan depresi secara mendalam. Ia menyebut karakter Bob sebagai sosok yang sangat relatable dan bahkan menyamakannya dengan karakter Jesse Pinkman dari Breaking Bad. Ia menyimpulkan bahwa Thunderbolts mungkin menjadi film MCU dengan eksplorasi psikologis paling dalam sejauh ini.
Emily Murray turut menyuarakan pendapat serupa. Ia menyatakan bahwa Thunderbolts layak disebut sebagai salah satu film terbaik MCU dalam beberapa tahun terakhir. “Penuh energi, penuh emosi, dan begitu memikat hingga membuat mata berkaca-kaca,” ujarnya.
Apakah Akan Mampu Menyaingi The Avengers
Pertanyaan besar yang kini muncul adalah: apakah Thunderbolts mampu menyaingi popularitas dan pendapatan besar seperti yang dicapai The Avengers? Dengan menampilkan karakter-karakter antihero dan mantan villain dalam satu cerita, hal ini tentu menjadi pendekatan yang berbeda dan cukup berani.
Meski begitu, sejauh ini Thunderbolts belum terseret dalam kontroversi seperti film Marvel lainnya—misalnya Captain America: Brave New World yang sempat dikritik karena mengangkat isu karakter dari Israel. Dengan kondisi yang relatif bersih dari polemik, film ini justru berpotensi diterima luas, bahkan dianggap sebagai media refleksi atas isu-isu mental yang dekat dengan kehidupan nyata.
Namun demikian, tetap ada kemungkinan bahwa angka penontonnya tidak setinggi The Avengers. Sebab, tidak sedikit orang tua yang mungkin berpikir dua kali membawa anak-anak mereka menonton film berisi tokoh-tokoh berlabel mantan penjahat
Leave a Reply