London kembali berpesta. Bukan karena banjir trofi dari klub langganan juara, melainkan karena Tottenham Hotspur — tim yang kerap dicap sebagai hampir juara — akhirnya mematahkan stigma dan berhasil menjuarai Liga Eropa UEFA 2025. Malam penuh haru di Puskás Aréna, Budapest, menjadi saksi momen kebangkitan The Lilywhites dari jeratan sejarah panjang tanpa trofi prestisius di level Eropa.
Akhir Penantian Panjang
Selama bertahun-tahun, Tottenham dikenal sebagai tim dengan potensi besar namun sering gagal di tahap akhir. Meski sempat menembus final Liga Champions 2019, mereka harus menelan pil pahit usai kalah dari Liverpool. Sejak saat itu, ambisi Eropa Spurs seolah terhalang kutukan klasik: permainan bagus, namun hasil tak sesuai harapan.
Namun musim 2024/2025 menghadirkan narasi berbeda. Dengan manajer anyar yang energik, ide-ide segar di lapangan, serta skuad yang mulai matang, Spurs tampil sebagai kekuatan yang menakutkan di Liga Eropa. Mereka bukan hanya menang, tetapi melakukannya dengan gaya.
Perjalanan Tottenham Hotspur Menuju Final

Langkah Tottenham di babak grup tak sekadar aman, tapi juga impresif. Berada satu grup dengan Fiorentina, Anderlecht, dan Maccabi Haifa, mereka mendominasi setiap laga dan keluar sebagai pemuncak klasemen.
Masuk fase gugur, ujian sesungguhnya dimulai. Di babak 16 besar, mereka menyingkirkan Marseille lewat dua leg yang penuh drama. Melangkah ke babak delapan besar, Bayer Leverkusen menjadi korban berikutnya setelah kalah dalam agregat sengit 4-3. Di semifinal, Tottenham berhadapan dengan raksasa Serie A, AC Milan. Walau diprediksi akan berat, Spurs menunjukkan kematangan taktik dan semangat juang tinggi. Hasilnya? Mereka lolos ke final dengan skor agregat 3-1.
Final yang Menegangkan
Pertandingan puncak mempertemukan Tottenham dengan Atalanta — klub Italia yang tak kalah mengesankan selama turnamen. Laga ini bukan hanya tentang trofi, tapi juga pembuktian dua tim yang ingin lepas dari status underdog.
Sejak peluit awal dibunyikan, tempo pertandingan langsung tinggi. Tottenham lebih dominan dalam penguasaan bola, sementara Atalanta mengandalkan transisi cepat yang sempat membuat lini pertahanan Spurs kewalahan. Gol pertama datang dari James Maddison pada menit ke-23 lewat tendangan bebas melengkung yang mengecoh kiper lawan.
Atalanta membalas di babak kedua melalui aksi individu Lookman yang berhasil menyamakan kedudukan. Namun, saat pertandingan tampak akan memasuki babak tambahan, Richarlison muncul sebagai pahlawan. Sundulannya di menit ke-88, hasil umpan silang Pedro Porro, memastikan kemenangan 2-1 untuk Tottenham.
Pahlawan-Pahlawan London Utara
Tak hanya Maddison dan Richarlison yang mencuri sorotan. Kiper muda Spurs, Guglielmo Vicario, tampil luar biasa sepanjang turnamen. Beberapa penyelamatan krusialnya, terutama di semifinal dan final, jadi penentu perjalanan tim. Di lini tengah, Rodrigo Bentancur menjadi jangkar yang menjaga keseimbangan. Sementara kapten Son Heung-min, meski tak mencetak gol di final, tetap menjadi inspirator utama lewat kepemimpinan dan etos kerja yang menular.
Manajer Ange Postecoglou pun layak mendapat pujian. Dengan pendekatan taktik fleksibel dan keberanian mempercayakan pemain muda, ia berhasil membawa identitas baru untuk Tottenham. Kemenangan ini bukan hanya soal gelar, tapi simbol dari proyek jangka panjang yang mulai membuahkan hasil.
Dampak yang Lebih Besar Tottenham Hotspur

Gelar Liga Eropa ini bukan sekadar piala pertama Tottenham sejak menjuarai Piala Liga pada 2008, tapi juga menjadi titik balik menuju ambisi yang lebih besar. Tiket otomatis ke Liga Champions musim depan membuka peluang bagi Spurs untuk kembali bersaing di panggung tertinggi Eropa.
Secara finansial, kemenangan ini juga memberikan dampak positif. Nilai pasar para pemain meningkat, sponsor makin tertarik, dan atmosfer di sekitar klub kini lebih optimis dari sebelumnya. Ini adalah titik balik yang telah lama dinanti para pendukung setia di Tottenham Hotspur Stadium.
London Bukan Milik Satu Klub
Selama bertahun-tahun, dominasi klub-klub seperti Arsenal dan Chelsea membuat Tottenham lebih sering diposisikan sebagai pelengkap dalam derbi ibu kota. Tapi musim ini, mereka membuktikan bahwa London tak melulu soal The Blues atau The Gunners. Tottenham kini punya suara, dan trofi Liga Eropa 2025 adalah mikrofon yang paling lantang.
Pesta di jalanan London Utara pun tak terelakkan. Ribuan suporter turun ke jalan dengan nyanyian, bendera, dan air mata kebahagiaan. Kemenangan ini bukan hanya urusan skor semata — ini tentang keyakinan yang akhirnya terbayar tuntas.
Penutup
Tottenham Hotspur bukan lagi tim yang hanya menyimpan harapan. Mereka telah mewujudkannya. Gelar Liga Eropa 2025 menjadi tonggak sejarah yang akan selalu diingat — bukan hanya karena trofi, tapi karena bagaimana mereka meraihnya. Dari kerja keras, semangat tak kenal lelah, dan keyakinan bahwa setiap nyaris suatu saat bisa berubah jadi nyata.
Kini, Spurs telah menapaki jalur juara. Dan dunia harus mulai memperhitungkan mereka — bukan sebagai bayang-bayang, tetapi sebagai cahaya baru dari London
Leave a Reply