Xi Jinping Tegaskan Perang Dagang Tidak Pernah Menghasilkan Pemenang

Xi Jinping china Perang Dagang temp

WagonNews, Jakarta — Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyampaikan pandangan kritisnya terhadap dinamika perang dagang dunia, terlebih setelah munculnya kabar mengenai pelonggaran tarif antara China dan Amerika Serikat. Dalam pidatonya yang disampaikan di Beijing pada forum bersama negara-negara Amerika Latin dan Karibia, Xi mengangkat isu penting soal hubungan ekonomi antarbangsa.

“Transformasi besar sedang terjadi di dunia, perubahan yang belum pernah kita lihat selama satu abad. Dalam situasi seperti ini, solidaritas dan kolaborasi antarnegara menjadi kunci,” ucap Xi Jinping dalam pidatonya.

Ia menekankan bahwa konflik ekonomi seperti perang dagang tidak membawa keuntungan bagi siapa pun. “Tidak ada satu negara pun yang akan menang dalam konflik tarif atau perang dagang. Praktik perundungan dan dominasi hanya akan membawa pada keterasingan,” lanjutnya.

Pernyataan ini muncul tak lama setelah Tiongkok dan Amerika Serikat sepakat untuk secara signifikan menurunkan tarif perdagangan selama periode uji coba selama tiga bulan. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah penting untuk meredam ketegangan ekonomi yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Media-media resmi Tiongkok segera merespons kebijakan ini dengan nada optimis. Beberapa menyebut keputusan tersebut sebagai pencapaian besar dalam strategi diplomasi dan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Salah satu akun yang terkait dengan media pemerintah, Yuyuan Tantian, dalam unggahannya di Weibo menyatakan, “Langkah tegas dan kebijakan keras Tiongkok selama negosiasi menunjukkan hasil yang efektif dan menguntungkan.”

Sebaliknya, pemerintah Beijing memilih menerapkan tarif balasan terhadap berbagai produk buatan AS sebagai respons atas kebijakan dagang yang diberlakukan oleh Washington.

Untuk waktu yang cukup lama, bea masuk dari Amerika atas produk-produk asal Tiongkok bertahan di level 145%, sementara Tiongkok menetapkan tarif balasan sebesar 125% terhadap barang-barang dari AS.

Hal ini diungkapkan dalam pernyataan bersama kedua negara.

Walaupun demikian, bea masuk sebesar 20% terhadap produk fentanil yang berasal dari Tiongkok akan tetap diberlakukan oleh pemerintah AS.

Perdagangan Tiongkok ke ASEAN Terus Melonjak
Xi Jinping Perdagangan Tiongkok ke ASEAN

Sementara ketegangan dagang dengan Amerika mulai mencair, Tiongkok justru mencatatkan peningkatan signifikan dalam ekspor ke kawasan Asia Tenggara. Pada April 2025, ekspor Tiongkok ke negara-negara ASEAN meningkat tajam sebesar 20,8% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Data ini dirilis oleh otoritas bea cukai Tiongkok dan dilaporkan oleh CNBC International. Secara keseluruhan, ekspor Tiongkok pada bulan tersebut tumbuh 8,1% jika dihitung dalam dolar AS, menandakan pemulihan yang stabil di sektor perdagangan luar negeri mereka.

Sebaliknya, impor dari kawasan ASEAN hanya mencatatkan pertumbuhan ringan sebesar 2,5%. Secara total, angka impor Tiongkok secara global justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,2%, menunjukkan bahwa permintaan domestik masih berproses menuju pemulihan.

Penurunan Drastis Ekspor Tiongkok ke AS

Berbanding terbalik dengan performa ekspor ke Asia Tenggara, hubungan dagang Tiongkok dengan Amerika masih dalam kondisi sulit. Pada bulan April 2025, pengiriman barang dari Tiongkok ke Amerika mengalami penurunan signifikan lebih dari 21% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, impor dari AS ke Tiongkok juga anjlok hampir 14%.

Sementara itu, hubungan perdagangan Tiongkok dengan Eropa memperlihatkan dinamika yang berbeda. Ekspor ke Uni Eropa tumbuh sebesar 8,3%, namun impor dari kawasan tersebut justru merosot tajam sebesar 16,5% secara tahunan.

Untuk bulan Maret sebelumnya, Tiongkok mencatat lonjakan ekspor global sebesar 12,4%. Lonjakan ini disebut sebagai upaya perusahaan-perusahaan mengekspor barang lebih cepat guna menghindari dampak dari tarif yang kemungkinan lebih tinggi.

Xi Jinping: Kerja Sama Adalah Jalan ke Depan
Xi Jinping china Kerja Sama Adalah Jalan ke Depan

Pernyataan Xi Jinping menunjukkan komitmen Tiongkok untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, alih-alih memilih jalur konfrontasi. Dalam pidatonya, ia juga menyoroti pentingnya menjauhi pola pikir hegemoni dalam membangun tatanan ekonomi global yang lebih stabil dan inklusif.

“Dunia membutuhkan lebih banyak kemitraan, bukan kompetisi yang merusak,” ujarnya menutup pernyataan.

Kebijakan penurunan tarif ini dipandang sebagai awal dari pembicaraan yang lebih luas antara kedua negara adidaya. Meski jalan masih panjang, keputusan ini membuka harapan akan terciptanya hubungan dagang yang lebih sehat, tidak hanya antara AS dan Tiongkok, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi global

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *