WagonNews – Kripto Ethereum (ETH) sempat mencatat penurunan harga hampir 6% dalam sepekan terakhir, membuat sebagian pelaku pasar merasa khawatir. Namun, di balik sentimen negatif tersebut, sejumlah analis melihat celah yang justru membuka peluang besar bagi ETH untuk melonjak lebih tinggi.
Justru menurutnya, ini bisa menjadi langkah awal dari pergerakan naik yang signifikan. Ia bahkan menyebutkan bahwa Ethereum berpotensi menyentuh level USD 4.000, atau sekitar Rp 65,8 juta dengan asumsi nilai tukar Rp 16.455 per dolar AS.
Prediksi Martinez tak muncul tanpa alasan. Ia mengandalkan sejumlah indikator teknikal dan perilaku pasar yang menguatkan argumennya. Beberapa di antaranya termasuk peningkatan rasio MVRV (Market Value to Realized Value), aktivitas akumulasi besar-besaran oleh investor institusi, serta banyaknya ETH yang keluar dari bursa.
Selama ETH mampu bertahan di atas level support penting USD 2.200, analis itu yakin potensi kenaikan harga masih sangat terbuka.
Aktivitas Paus: Sinyal Positif dari Investor Besar
Dalam 30 hari terakhir, para investor besar ini telah membeli sekitar 450.000 ETH. Gerakan ini menunjukkan bahwa para pemain kawakan pasar melihat penurunan harga saat ini sebagai kesempatan emas untuk membeli.
Biasanya, pembelian dalam jumlah besar dari dompet paus akan mengurangi tekanan jual di pasar. Hal ini membuat harga cenderung stabil dan membuka jalan bagi tren naik yang lebih kuat.
Selain itu, data dari aktivitas on-chain mencatat bahwa lebih dari satu juta ETH telah ditarik keluar dari platform bursa. Ketika investor menarik koin mereka dari bursa, ini sering kali menjadi sinyal bahwa mereka tidak berencana untuk menjual dalam waktu dekat, melainkan menyimpannya sebagai aset jangka panjang.
Rasio MVRV Menunjukkan Kripto Ethereum Masih Undervalued
Martinez juga menyentuh indikator rasio MVRV yang mulai memperlihatkan tren positif. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi apakah harga suatu aset sudah tergolong tinggi atau masih di bawah nilai wajarnya, berdasarkan harga rata-rata pembelian investor.
Dalam konteks Ethereum saat ini, rasio tersebut mengindikasikan bahwa ETH masih berada di area undervalued atau “murah”. Ini bisa jadi pertanda bahwa harga ETH punya ruang untuk tumbuh lebih tinggi.
“Walau tetap penting untuk berhati-hati di tengah kondisi pasar global yang fluktuatif, data ini mendukung proyeksi kami yang cenderung optimistis. Jika indikator ini terus menunjukkan penguatan dan bergerak ke zona positif, kemungkinan terjadinya lonjakan harga menjadi jauh lebih besar,” ujar Martinez.
Kripto Ethereum Menuju USD 4.000?
Secara teknikal, Ethereum saat ini tengah mempertahankan posisinya di atas zona support penting di kisaran USD 2.200. Sejumlah analis memprediksi bahwa apabila harga terus meningkat secara bertahap dan berhasil menembus level USD 3.000, maka peluang untuk menyentuh USD 4.000 menjadi semakin realistis.
Analis lainnya, Ted Pillows, mengungkapkan bahwa ETH saat ini berada di akhir pola segitiga simetris yang telah terbentuk sejak akhir 2020. Jika harga berhasil menembus pola ini ke arah atas, maka hambatan teknikal dan psikologis yang selama ini menghalangi bisa terpecahkan.
“Begitu formasi ini ditembus, kita bisa melihat lonjakan volume beli yang besar. Ini bisa menjadi momentum bagi Ethereum untuk naik ke level harga yang belum pernah dicapai sebelumnya,” jelas Pillows.
Sebagai catatan, harga Ethereum sempat melonjak dari USD 1.400 ke lebih dari USD 2.600 dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan ini mencerminkan bahwa minat investor terhadap ETH masih sangat tinggi, meski pasar kripto global tengah bergerak volatil.
Namun, target USD 4.000 tetap menjadi tantangan besar. Selama tahun ini, angka tersebut belum berhasil dilampaui. Untuk bisa menembus level tersebut, Ethereum memerlukan dorongan dari volume beli yang kuat, didorong oleh kepercayaan pasar yang kembali pulih
Leave a Reply