Bitcoin Diprediksi Tembus Rp39,7 Miliar, Lonjakan Harga Ditopang

bitcoin temp

Jakarta – Cathie Wood, CEO Ark Invest, kembali menarik perhatian publik setelah melontarkan proyeksi fantastis terkait masa depan Bitcoin. Menurutnya, nilai aset kripto tersebut berpotensi melambung hingga menyentuh USD 2,4 juta per koin—atau setara dengan sekitar Rp39,7 miliar, mengacu pada kurs Rp16.574. Prediksi ini menandakan lonjakan harga sebesar lebih dari 2.400% dari level Bitcoin saat ini.

Seperti dilansir oleh Yahoo Finance pada Jumat (2/5/2025), proyeksi ini terbilang sangat berani, apalagi mengingat Bitcoin masih tertahan di bawah level USD 100.000. Namun, Wood memiliki pendekatan analitis tersendiri dalam mengkalkulasi prospek jangka panjang mata uang kripto terbesar ini.

Strategi Penilaian Ark Invest terhadap Bitcoin

bitcoin ark investasi

Ark Invest menggunakan pendekatan bernama building block valuation model untuk menyusun prediksi terkait perkembangan masa depan. Pendekatan ini mengelompokkan enam sektor utama yang diyakini menjadi penggerak utama adopsi dan pertumbuhan Bitcoin dalam beberapa tahun ke depan.

Masing-masing sektor dianalisis performanya dalam kurun lima tahun mendatang. Hasil estimasi dari keenam sektor tersebut kemudian diakumulasikan untuk menentukan potensi valuasi  secara keseluruhan.

Salah satu faktor kunci dalam ramalan Ark Invest adalah semakin banyaknya institusi keuangan yang mulai memasukkan BTC ke dalam portofolio mereka—terutama melalui produk ETF. Bila arus modal dari investor institusional ini terus meningkat, maka permintaan terhadap Bitcoin akan melonjak tajam dan ikut mengangkat harga.

Bahkan, lembaga ini memperkirakan bahwa pada tahun 2030 mendatang, sekitar 6,5% dari total aset institusi global akan dialihkan ke dalam bentuk Bitcoin. Ini merupakan kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan rekomendasi konservatif saat ini yang hanya berkisar antara 1% hingga 2%.

Apa yang Membuat 2025 Jadi Titik Balik?

Dalam laporan Big Ideas 2025 yang dirilis Ark Invest pada awal tahun, proyeksi harga Bitcoin masih berada di angka USD 1,5 juta. Menariknya, meskipun prediksi valuasi melonjak, banyak asumsi dasar dalam model perhitungan tetap konsisten, termasuk target alokasi institusional sebesar 6,5%.

Perubahan terbesar justru datang dari sisi pasokan. Cathie Wood juga menyebutkan bahwa sekitar 40% dari Bitcoin yang kini beredar tidak lagi mengalami aktivitas perdagangan. Aset tersebut kemungkinan besar disimpan dalam dompet pribadi untuk jangka panjang—atau bahkan tidak bisa diakses lagi karena hilang.

Situasi ini menggarisbawahi hukum ekonomi klasik: saat suplai menyusut dan permintaan meningkat, maka harga pun terdorong naik. Dengan jumlah total Bitcoin yang terbatas—maksimal hanya 21 juta koin—dan kini sebagian besarnya tidak beredar di pasar, kelangkaan menjadi faktor utama yang bisa mendorong harga lebih tinggi dari sebelumnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *