Gulo Puan: Warisan Kuliner Bangsawan yang Kian Langka
Di tengah maraknya makanan viral dan inovasi kuliner modern, Indonesia menyimpan kekayaan rasa yang nyaris dilupakan. Salah satunya adalah Gulo Puan, makanan khas Palembang yang dahulu menjadi sajian eksklusif keluarga bangsawan. Terbuat dari susu kerbau dan gula,Yang menghadirkan cita rasa unik dan tekstur mirip karamel atau keju manis lembut.
Sayangnya, penganan ini makin sulit ditemukan. Kelangkaan bahan baku dan minimnya regenerasi pembuat menjadi penyebab utamanya. Kini, Makanan ini bukan sekadar makanan, tetapi simbol budaya yang sedang berjuang untuk tetap eksis.
Asal Usul dan Filosofi Gulo Puan
Gulo Puan berasal dari kata “gulo” (gula) dan “puan” (susu dalam bahasa Palembang). Makanan ini dibuat dari campuran susu kerbau segar dan gula pasir yang dimasak selama berjam-jam hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat keemasan. Teksturnya padat, legit, dan menyerupai milk toffee.
Dahulu, Makanan Ini hanya disajikan dalam upacara adat atau saat perayaan penting keluarga kerajaan dan bangsawan Palembang. Karena statusnya yang eksklusif, Gulo Puan kerap menjadi simbol kemewahan dan kehormatan.
Faktor Penyebab Kelangkaan
Beberapa alasan membuat Gulo Puan makin jarang ditemukan:
- Susu Kerbau Sulit Didapatkan
Populasi kerbau perah di Sumatera Selatan menurun drastis. Banyak peternak beralih ke sapi perah yang lebih mudah dikelola dan produktif. - Proses Pembuatan yang Lama
Dibutuhkan waktu 3 hingga 4 jam untuk mengaduk adonan secara manual. Banyak orang memilih makanan instan karena lebih praktis. - Minimnya Regenerasi Pembuat
Anak muda di Palembang lebih tertarik pada bisnis kuliner modern. Pengetahuan membuat Gulo Puan secara tradisional tidak banyak diturunkan.
Resep dan Cara Membuat Gulo Puan
Meski langka, Makanan ini masih bisa dibuat di rumah jika memiliki bahan dan waktu yang cukup. Berikut resepnya:
Bahan-Bahan:
- 1 liter susu kerbau segar (bisa diganti susu sapi murni jika tidak ada)
- 250 gram gula pasir (bisa disesuaikan selera)
- Sejumput garam
Cara Membuat:
- Panaskan susu dalam wajan besar dengan api kecil. Aduk perlahan agar tidak pecah.
- Setelah agak panas, masukkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
- Tambahkan sejumput garam untuk menyeimbangkan rasa.
- Masak selama 3–4 jam dengan api kecil sambil terus diaduk hingga mengental dan berwarna cokelat keemasan.
- Setelah tekstur menyerupai selai kental, angkat dan dinginkan.
- Simpan dalam wadah bersih. Gulo Puan bisa bertahan hingga dua minggu di dalam kulkas.
Makanan ini dapat disajikan dengan roti, ketan, atau dinikmati langsung sebagai kudapan.
Upaya Pelestarian dan Harapan ke Depan
Sejumlah komunitas kuliner tradisional di Palembang mulai mengadakan pelatihan pembuatan Gula Susu dan menjualnya secara daring. Namun, mereka tetap menghadapi tantangan distribusi bahan dan minimnya pasar yang paham nilai sejarah makanan ini.
Dukungan dari pemerintah, melalui promosi UMKM berbasis warisan budaya, sangat dibutuhkan. Jika tidak ada upaya kolektif, makanan seperti Gula Susu akan hilang dalam satu generasi.
Kesimpulan
Makanan ini bukan hanya makanan, tapi representasi sejarah, kelas sosial, dan kearifan lokal Palembang. Di era serba cepat ini, menjaga eksistensinya berarti menjaga identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Dengan mengenalnya kembali dan mencoba membuatnya, kita ikut berkontribusi melestarikan warisan kuliner yang nyaris hilang.
Leave a Reply