Ketan Bintul: Warisan Kuliner Banten yang Mulai Langka

ketan bintul

Ketan Bintul: Hidangan Tradisional Penuh Makna

Ketan bintul adalah salah satu hidangan khas Banten yang dulunya sering hadir di meja makan saat bulan Ramadan. Namun kini, keberadaannya mulai jarang terlihat, terutama di luar wilayah asalnya. Makanan ini sederhana dalam tampilan, namun kaya akan makna dan rasa. Ketan pulen yang dipadukan dengan serundeng kelapa gurih atau semur daging menjadikan ketan bintul bukan sekadar makanan, melainkan simbol tradisi yang sarat nilai budaya.

Di masa lalu, kuliner ini biasa disuguhkan untuk berbuka puasa sebagai sumber energi yang mengenyangkan. Kini, keberadaannya nyaris tergeser oleh makanan kekinian. Meski begitu, ketan bintul tetap dicintai oleh mereka yang mengenal nilai dan kelezatannya.

Ketan Bintul: Cita Rasa Unik dari Bahan Sederhana

Ciri khas ketan ini terletak pada penggunaan beras ketan yang dimasak hingga pulen lalu disajikan dengan pelengkap seperti serundeng kelapa atau lauk berkuah. Hidangan ini memiliki perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang sangat menggugah selera.

Selain itu, ketan bintul menyimpan filosofi kebersamaan dan kesederhanaan. Hal ini tercermin dari bahan-bahannya yang mudah ditemukan namun mampu menyatukan cita rasa yang harmonis. Tidak heran jika masyarakat Banten menjadikan ketan ini sebagai sajian spesial di hari-hari besar.

Resep Ketan Bintul Otentik

Berikut adalah resep lengkap untuk membuat ketan bintul yang otentik, mudah dipraktikkan di rumah, dan tetap mempertahankan keaslian rasanya:

Bahan Utama:

  • 300 gram beras ketan putih
  • 200 ml air daun pandan suji (untuk aroma alami)
  • 1 sendok teh garam
  • Daun pisang untuk alas (opsional)

Bahan Serundeng:

  • 1 butir kelapa setengah tua, parut kasar
  • 2 siung bawang putih
  • 3 siung bawang merah
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 sdm gula merah sisir
  • 1/2 sdt garam
  • 1 sdm minyak goreng

Langkah Membuat:

  1. Rendam dan Kukus Ketan
    Cuci beras ketan hingga bersih, lalu rendam dalam air daun pandan suji selama kurang lebih dua jam. Setelah direndam, tiriskan dan kukus beras ketan selama 30 menit hingga matang dan pulen.
  2. Siapkan Serundeng
    Haluskan bawang putih dan bawang merah. Tumis bumbu halus bersama serai dan daun jeruk hingga harum. Masukkan kelapa parut, aduk rata, lalu tambahkan garam dan gula merah. Masak dengan api kecil hingga kelapa berwarna kecokelatan dan teksturnya kering.
  3. Penyajian
    Ambil ketan matang, tekan sedikit agar padat dan membentuk persegi atau oval. Letakkan di atas daun pisang jika ada. Taburi dengan serundeng kelapa di atasnya. Bila ingin versi lebih mewah, bisa ditambahkan semur daging atau empal di sampingnya.

Kuliner yang Butuh Dilestarikan

Ketan bintul bukan hanya soal makanan, melainkan warisan budaya yang mencerminkan identitas kuliner masyarakat Banten. Sayangnya, ketan ini mulai terpinggirkan akibat perubahan gaya hidup dan minimnya regenerasi pelaku kuliner tradisional.

Saat ini, beberapa komunitas kuliner dan UMKM lokal mulai mencoba menghidupkan kembali eksistensi ketan Ketan Ini. Mereka menjajakan ketan ini di pasar tradisional, festival makanan daerah, hingga media sosial. Upaya ini patut diapresiasi agar generasi muda mengenal dan mencintai kembali kekayaan kuliner lokal.

Kesimpulan

Ketan bintul adalah satu dari sekian banyak makanan tradisional Indonesia yang menyimpan kekayaan rasa dan sejarah. Sederhana namun sarat makna, makanan ini layak dilestarikan dan diperkenalkan ke lebih banyak orang. Di tengah maraknya tren makanan modern, mengenalkan kembali hidangan seperti ketan ini menjadi langkah kecil namun penting dalam menjaga identitas budaya kuliner Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *