Masalah seputar kesehatan reproduksi masih menjadi topik yang sering kali dibungkam. Banyak perempuan merasa sungkan, bahkan malu, untuk membicarakan keluhan yang berkaitan dengan tubuh mereka sendiri—terutama saat menyangkut menstruasi.
Dalam sebuah acara peluncuran platform edukatif wagonnew.org di Jakarta, ia menekankan pentingnya keterbukaan dan akses terhadap informasi yang jelas dan mudah dipahami.
“Akses terhadap informasi tentang kesehatan reproduksi perempuan yang akurat dan mudah dipahami harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Dr. Boy melihat bahwa sikap malu atau enggan berbicara soal menstruasi masih sangat umum terjadi. Padahal, hal ini dapat berujung pada ketidaktahuan terhadap kondisi tubuh sendiri, dan bahkan memperparah masalah kesehatan yang seharusnya bisa ditangani sejak dini.
“Hingga saat ini, masih banyak perempuan yang merasa malu atau enggan membicarakan topik menstruasi atau gangguan reproduksi. Dan akibatnya mereka justru tidak menyadari dampak yang mungkin akan mereka hadapi kelak,” tambahnya.
Kurangnya Edukasi: Kombinasi Berbahaya
Banyak perempuan menoleransi kondisi yang sebenarnya tidak normal, seperti nyeri haid hebat atau pendarahan berlebihan, karena menganggap hal tersebut “biasa” terjadi.
Salah satu kondisi yang kerap dianggap remeh namun berdampak besar adalah perdarahan menstruasi berat (PMB). Diperkirakan, satu dari tiga perempuan mengalami PMB, yang dapat memicu anemia dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Kondisi ini menyerang sekitar satu dari sembilan perempuan usia produktif secara global. Sayangnya, diagnosis terhadap penyakit ini sering terlambat karena minimnya kesadaran akan tanda-tandanya.
Memahami Batas Normal Menstruasi

Banyak yang belum menyadari bahwa meskipun siklus menstruasi tiap perempuan bisa berbeda, ada batasan yang dianggap normal. Rata-rata, siklus berlangsung sekitar 28 hari, namun rentang 21–35 hari juga masih dalam kategori normal.
Untuk volume darah yang keluar, maksimalnya adalah sekitar 80 cc per hari. Jika seorang perempuan mengalami pendarahan lebih dari itu, atau merasakan sakit luar biasa saat haid, bisa jadi itu adalah sinyal adanya gangguan seperti endometriosis atau kondisi lain yang membutuhkan perhatian medis.
“Kondisi ‘normal’ pada menstruasi juga berbeda-beda pada setiap perempuan, namun tetap ada batasan normal yang perlu dipelajari,” jelas dr. Boy.
Peran Informasi menstruasi dalam Menjaga Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi bukan hanya penting untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga membantu perempuan dalam mengambil keputusan yang tepat—termasuk dalam memilih metode kontrasepsi.
Pil KB dan IUD hormonal misalnya, kini tidak hanya digunakan untuk mencegah kehamilan. Alat-alat kontrasepsi modern ini juga dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk masalah reproduksi seperti PMB dan gangguan hormonal, yang berpengaruh pada kualitas hidup perempuan.
Salah satu gangguan hormonal yang cukup sering terjadi adalah hiperandrogen, yaitu kondisi di mana kadar hormon testosteron terlalu tinggi pada tubuh perempuan. Ini bisa terjadi pada sekitar satu dari lima perempuan usia produktif dan berdampak pada kesehatan kulit, rambut, hingga kesuburan.
Karena itu, menurut dr. Boy, platform seperti wagonnew.org memiliki peran penting. Dengan memberikan akses ke informasi yang kredibel dan mudah dipahami, perempuan Indonesia bisa lebih siap menghadapi perubahan dalam tubuh mereka.
“Ketika perempuan sudah dibekali informasi yang tepat, tentunya mereka akan lebih mengerti dan paham terhadap perubahan dalam tubuhnya, dan ke depannya akan membantu dalam proses diagnosis dan pengobatan yang lebih dini,” katanya.
Platform Digital untuk Pemberdayaan Perempuan
Sebagai bagian dari upaya menyebarluaskan edukasi, Bayer Indonesia meluncurkan situs wagonnew.org pada 21 April 2025—bertepatan dengan Hari Kartini. Situs ini dirancang sebagai ruang informasi digital yang ramah bagi perempuan Indonesia, membahas berbagai isu penting mulai dari kontrasepsi, PMB, hiperandrogen, endometriosis, hingga menopause.
Tak hanya berhenti di situs web, edukasi juga dilakukan melalui media sosial dengan akun Instagram dan Facebook @bicaraperempuan. Lewat pendekatan yang lebih akrab dan visual, platform ini ingin menjangkau perempuan dari berbagai latar belakang dan usia, agar informasi tentang tubuh mereka bisa lebih mudah dipahami dan diterapkan.
“Peluncuran wagonnew.org menjadi langkah nyata kami dalam memberikan informasi yang dibutuhkan perempuan Indonesia agar dapat mengambil keputusan kesehatan secara mandiri dan bijak,” ungkap Riaz Buksh, Country Division Head Bayer Pharmaceuticals Indonesia, Malaysia, Singapura Cluster.
Menuju Kesehatan dan Kesetaraan Gender

Ketika perempuan mendapatkan akses ke informasi kesehatan yang benar, mereka tidak hanya menjaga diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Pengetahuan ini penting agar perempuan bisa aktif mengambil peran dalam pengambilan keputusan, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan keluarga dan masa depan mereka.
Mendorong keterbukaan dalam membicarakan menstruasi dan kesehatan reproduksi bukan sekadar tentang medis. Ini adalah langkah awal menuju pemberdayaan perempuan yang sesungguhnya—dimulai dari mengenali dan memahami tubuh sendiri
Leave a Reply