Rawon, Sup Tradisional yang Mendunia
Rawon adalah sup berkuah hitam khas Jawa Timur yang berbahan dasar daging sapi dan keluak. Cita rasa khasnya berasal dari keluak, yang memberikan aroma earthy dan warna pekat kehitaman. Seiring meningkatnya minat dunia pada kuliner otentik Asia, rawon menembus batas dapur lokal dan melangkah ke panggung global.
Pada pertengahan 2024, platform kuliner populer TasteAtlas secara resmi menempatkan Rawon sebagai sup terenak di dunia, mengalahkan sejumlah hidangan internasional populer seperti pho Vietnam dan ramen Jepang. Hal ini menjadi bukti bahwa resep berusia ratusan tahun dari Indonesia masih relevan dan dihargai secara global.
Daya Tarik Rawon di Tengah Tren Kuliner Global
Tahun 2025 menandai munculnya beberapa tren kuliner global yang mendorong kembalinya hidangan tradisional dengan pendekatan modern. Salah satunya adalah tren “Culinary Roots” yang diperkenalkan oleh Unilever Food Solutions. Konsep ini menekankan pelestarian makanan lokal dengan tetap menyesuaikannya dengan selera global.
Rawon masuk sempurna dalam tren ini. Ia menggunakan bahan lokal, teknik masak sederhana namun penuh rasa, dan dapat disajikan dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan identitas aslinya.
Selain itu, konsep seperti “Street Food Couture” dan “Borderless Cuisine” memungkinkan hidangan tradisional seperti rawon tampil dalam format yang lebih menarik bagi generasi muda. Penyajian yang lebih elegan, porsian yang pas, serta penambahan elemen visual seperti garnish segar menjadikan rawon lebih siap bersaing di industri kuliner internasional.
Resep Rawon Autentik dengan Gaya Masa Kini
Bahan-bahan:
-
500 gram daging sapi (sandung lamur atau bagian berlemak), potong dadu
-
3 buah keluak, ambil isinya
-
2 batang serai, memarkan
-
4 lembar daun jeruk purut
-
3 cm lengkuas, geprek
-
2 liter air
-
Garam dan gula merah secukupnya
-
Minyak kelapa untuk menumis
Bumbu Halus:
-
8 siung bawang putih
-
6 butir bawang merah
-
2 cm kunyit
-
1 sdt ketumbar
-
1/4 sdt jintan
Cara Membuat:
-
Haluskan bumbu menggunakan cobek atau blender.
-
Tumis bumbu bersama keluak, serai, lengkuas, dan daun jeruk hingga harum.
-
Masukkan daging, aduk rata hingga berubah warna.
-
Tambahkan air, masak dengan api kecil sekitar 2 jam hingga daging empuk.
-
Bumbui dengan garam dan gula merah sesuai selera.
-
Sajikan dengan nasi putih, tauge pendek, telur asin, sambal, dan emping.
Penyajian Modern dan Inovatif
Restoran kekinian mulai bereksperimen dengan penyajian rawon yang lebih kontemporer. Di beberapa tempat, rawon disajikan dalam mangkuk keramik elegan, lengkap dengan microgreens sebagai garnish. Ada juga inovasi penyajian rawon dalam bentuk “dry rawon” — yakni daging rawon yang disajikan dengan nasi tanpa kuah, mirip dengan konsep rice bowl Jepang.
Beberapa chef juga menambahkan unsur fusion, seperti memasukkan yuzu untuk aksen asam ringan atau menaburkan bubuk cabai Korea untuk rasa pedas yang lebih kompleks. Kombinasi ini tetap mempertahankan cita rasa dasar rawon, namun membuka ruang baru bagi eksplorasi rasa lintas budaya.
Alasan Rawon Kian Diminati
Kepopuleran rawon bukan hanya soal rasa. Hidangan ini mencerminkan semangat keberlanjutan (sustainability) dalam memasak. Bahan-bahannya lokal, teknik masaknya sederhana, dan hampir tidak menghasilkan limbah. Keluak sebagai bahan utama juga masuk dalam kategori “foraged food” atau bahan pangan liar yang kini naik daun di dunia kuliner modern.
Selain itu, masyarakat urban kini semakin mencari makanan yang tak hanya lezat, tetapi juga memiliki cerita dan makna budaya. Rawon memenuhi keduanya. Ia bukan hanya sup, tetapi juga bagian dari identitas dan sejarah Jawa Timur yang kini bisa dinikmati siapa pun, di mana pun.
Penutup
Rawon telah membuktikan bahwa hidangan tradisional Indonesia mampu bersaing di panggung dunia. Dengan sedikit inovasi dalam presentasi dan pemahaman terhadap tren global, rawon bukan hanya dikenang, tetapi juga dirayakan kembali. Tahun 2025 menjadi momentum penting untuk menjadikan rawon sebagai salah satu ikon kuliner nasional yang mendunia—tanpa kehilangan akar lokalnya.
Jika Anda belum pernah mencoba rawon, inilah waktu yang tepat untuk mengenalnya. Dan jika Anda ingin bereksperimen di dapur, tidak ada salahnya membuat versi rawon sendiri dengan gaya yang sesuai selera Anda.
Leave a Reply