Satoshi Nakamoto Bukan Manusia, Tapi AI dari Masa Depan

Satoshi Nakamoto dan ceo binance temp

Dunia kripto kembali digemparkan oleh komentar tak biasa dari mantan CEO Binance, Changpeng Zhao atau yang akrab disapa CZ. Dalam sebuah wawancara terbaru, ia melontarkan teori mengejutkan mengenai identitas Satoshi Nakamoto—otak di balik kelahiran Bitcoin.

Saat berbincang dengan Erhan Unal, pendiri game blockchain Pow Ahoy, di Turki, CZ menyebutkan bahwa ada kemungkinan Satoshi bukanlah manusia seperti yang selama ini diasumsikan, melainkan sebuah kecerdasan buatan (AI) Mengutip unggahan CZ yang beredar pada Rabu (30/4/2025), dirinya ditanya langsung mengenai pendapatnya tentang siapa sebenarnya Satoshi. Ia menjawab, “Satoshi adalah AI dari masa depan,” tulisnya dalam postingan media sosial yang langsung menyita perhatian komunitas kripto global.

Meski pernah berada di lingkaran dalam industri aset digital, CZ mengaku belum pernah berinteraksi secara langsung dengan Satoshi. Namun, ia mengenal sejumlah tokoh yang sempat berkirim email dengan sang kreator Bitcoin, walaupun jumlahnya tidak lebih dari sepuluh orang.

“Saya tahu beberapa orang yang pernah berdiskusi lewat email dengannya, namun siapa dia sebenarnya tetap misteri. Mungkin lebih baik memang kita tidak tahu,” ungkap CZ.

Ia juga menambahkan, sangat mungkin jika Nakamoto adalah tim, bukan individu tunggal. Yang membuatnya lebih menarik, jejak digital Satoshi begitu bersih dan nyaris tak terdeteksi—sebuah pencapaian langka di era serba digital seperti sekarang. Kondisi ini memicu banyak spekulasi liar, termasuk dugaan bahwa pencipta Bitcoin adalah entitas non-manusia dari masa depan.

Misteri Satoshi Nakamoto yang Tak Pernah Usang
satoshi nakamoto bitcoin misteri

Walaupun Bitcoin sudah hadir lebih dari satu dekade, siapa dalang sebenarnya di balik teknologi revolusioner ini masih menjadi bahan spekulasi.

Beberapa pihak bahkan mencoba membongkar misteri tersebut melalui film dokumenter. Salah satu platform yang turut mengangkat misteri di balik Bitcoin adalah HBO, lewat peluncuran film dokumenter berjudul Money Electric: The Bitcoin Mystery pada Oktober 2024. Dalam tayangan tersebut, sosok Peter Todd—seorang kriptografer asal Kanada—diangkat sebagai tokoh yang diduga berada di balik identitas Satoshi Nakamoto. Namun, Todd dengan cepat membantah dan mengklaim dirinya terpaksa bersembunyi demi alasan keselamatan.

Keyakinan CZ: Bitcoin Akan Lewati Emas
Satoshi Nakamoto Changpeng Zhao

Tak hanya mengulas asal-usul yang masih diselimuti teka-teki, tokoh industri kripto seperti CZ pun turut membagikan visinya tentang arah perkembangan aset digital ini ke depan. Ia yakin bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mengalahkan nilai emas suatu hari nanti.

“Bitcoin akan jauh melampaui emas dalam jangka panjang. Saya tidak tahu kapan, tapi hal itu hanya soal waktu,” kata CZ optimis.

Prediksi ini tak terlalu mengherankan, mengingat pada 23 April lalu, Bitcoin sempat menduduki peringkat kelima dalam daftar aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia—mengalahkan nama-nama besar seperti Amazon, Google, bahkan perak. Meski kini berada di posisi ketujuh dengan nilai pasar sekitar USD 1,88 triliun, banyak yang percaya Bitcoin masih memiliki ruang untuk terus melesat, bahkan menyaingi emas yang kapitalisasinya kini mencapai USD 22,1 triliun.

Swiss Tetap Teguh, Tolak Bitcoin sebagai Cadangan Resmi Negara

Sementara CZ menyuarakan keyakinan akan masa depan Bitcoin, sikap berbeda ditunjukkan oleh Bank Nasional Swiss (SNB). Sementara itu, dalam rapat tahunan pemegang saham yang digelar di Bern pada 25 April, Bank Sentral Swiss (SNB) secara tegas menyatakan bahwa Bitcoin belum akan dimasukkan dalam cadangan devisa nasional.

Martin Schlegel, Ketua SNB, menekankan bahwa aset digital seperti Bitcoin terlalu tidak stabil untuk dijadikan bagian dari cadangan negara. Ia menyebut bahwa SNB hanya tertarik pada instrumen yang likuid dan mudah dijual kembali saat dibutuhkan.

“Mata uang digital cenderung sangat fluktuatif. Ini tidak cocok untuk mendukung stabilitas keuangan nasional,” tegas Schlegel, seperti dilaporkan oleh Bitcoin.com, Minggu (27/4/2025).

Walau ada tekanan dari berbagai pihak, termasuk inisiatif referendum untuk menjadikan Bitcoin sebagai aset pelindung kekayaan nasional, SNB tetap bersikukuh dengan pendekatan konservatif. Mereka menilai risiko teknis dan kerentanan terhadap bug dalam sistem kripto menjadi alasan tambahan untuk menolak.

Tren Global: Negara-Negara Mulai Melirik Bitcoin

Penolakan dari Swiss bukanlah yang pertama, namun perdebatan tentang peran Bitcoin dalam ekonomi nasional semakin hangat di banyak negara. Di Amerika Serikat, pemerintah sudah mengambil langkah awal dengan membentuk cadangan strategis Bitcoin dari aset yang disita secara hukum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *