WagonNews – Sosok legendaris dunia investasi, Warren Buffett, kembali menunjukkan pengaruh luar biasa yang ia miliki. Kali ini, petuah tersebut sukses mengubah cara pandang Yoni Assia, CEO dari platform investasi ternama eToro, terhadap masa depan aset digital. Bukan lagi kripto yang menjadi fokus utama, melainkan saham yang kini menjadi pusat perhatian Assia setelah mendengar petuah sang “Oracle of Omaha.”
Dikutip dari Yahoo Finance pada Jumat (16 Mei 2025), meski Buffett telah resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO Berkshire Hathaway setelah lebih dari enam dekade memimpin, suara dan pemikirannya tetap menjadi rujukan banyak pemimpin muda di dunia bisnis.
Dalam wawancara bersama program Squawk Box CNBC pada 15 Mei 2025, Assia menyatakan bahwa dialognya dengan Buffett telah membuka cakrawalanya. Ia merasa didorong untuk lebih menekuni investasi saham dan mulai menjauh dari ketergantungan terhadap aset kripto yang selama ini cukup mendominasi.
Ketegasan Warren Buffett terhadap Aset Kripto
Warren Buffett memang bukan penggemar aset digital. Ia pernah secara terang-terangan menyebut Bitcoin sebagai racun tikus berkekuatan ganda, bahkan menganggapnya sebagai bentuk perjudian versi modern. Tak mengherankan jika perusahaan miliknya, Berkshire Hathaway, sejak awal enggan bersentuhan dengan dunia kripto.
Namun begitu, pengaruh Buffett tetap luas. Bahkan mereka yang sebelumnya sangat percaya pada masa depan kripto mulai mempertimbangkan ulang, termasuk tokoh seperti Assia yang dikenal sebagai pelopor dalam memperkenalkan kripto ke ranah investasi arus utama.
Perjalanan eToro: Dari Kripto ke Saham
eToro bukanlah pemain baru dalam dunia kripto. Bahkan, perusahaan ini menjadi pionir di Eropa yang mendapatkan izin resmi untuk memperdagangkan aset digital. Namun, waktu berjalan, dan strategi pun berubah.
Assia mengakui bahwa bisnis saham ternyata memiliki fondasi yang lebih stabil dalam jangka panjang. Tahun lalu, eToro mencatat bahwa 75% pendapatannya berasal dari perdagangan saham, sementara hanya 25% yang masih bertumpu pada kripto.
Ia juga menyinggung kembali momen ketika eToro membatalkan rencana IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2011. Menurutnya, itu adalah keputusan penting yang menyadarkannya akan perlunya kesiapan finansial sebelum melangkah ke pasar terbuka.
“Saya percaya kripto tidak akan lenyap begitu saja. Namun, untuk kelangsungan bisnis, saham menawarkan stabilitas yang lebih menjanjikan,” tegas Assia.
Warren Buffett Tak Langsung Menyentuh Kripto, Tapi…

Meskipun Buffett secara pribadi menolak aset digital, perusahaan-perusahaan yang ia dukung tidak sepenuhnya menutup diri dari kripto. Salah satu contohnya adalah Nubank, bank digital yang mendapatkan suntikan modal dari Berkshire Hathaway.
Sementara itu, Nubank, yang kini menjelma menjadi salah satu fintech terdepan di Amerika Latin, justru gencar memperluas pemanfaatan aset kripto di kawasan tersebut. Bekerja sama dengan Circle dan Talos, Nubank berambisi memperbesar akses masyarakat terhadap mata uang digital, terutama di Brasil.
Sepanjang tahun 2023, Nubank Cripto telah menambahkan sebelas jenis mata uang digital baru ke dalam platform mereka. Dengan langkah ini, jumlah total aset digital yang tersedia di Nubank kini mencapai 15 jenis, termasuk Nucoin—token loyalitas internal milik bank tersebut.
Menghadirkan Dolar Digital ke Brasil
Jeremy Allaire, pendiri sekaligus CEO Circle, memaparkan bahwa kerja sama antara perusahaannya dan Nubank bertujuan utama untuk menghadirkan versi digital dolar lewat USDC (USD Coin) bagi masyarakat Brasil.
Melalui integrasi dengan Nubank Cripto, pengguna di Brasil kini dapat membeli, menyimpan, serta menggunakan USDC—memberikan akses baru terhadap bentuk dolar yang lebih luwes dan terdesentralisasi.
Langkah Nubank ini memperlihatkan pendekatan yang lebih praktis: tidak serta-merta menolak kripto, tetapi menggunakannya sebagai alat untuk memperluas layanan keuangan modern.
Dua Pendekatan, Satu Arah: Masa Depan Keuangan Digital
Perbedaan pandangan antara Buffett dan para mitranya seperti Nubank menunjukkan bahwa dunia keuangan kini bergerak ke arah yang lebih kompleks. Di satu sisi, Buffett tetap pada prinsip nilai dan fundamental investasi jangka panjang melalui saham. Di sisi lain, Nubank dan mitra digitalnya memanfaatkan teknologi blockchain untuk membuka peluang baru. Terkadang, justru dengan kembali ke prinsip dasar—seperti yang dilakukan Buffett—kita bisa menemukan arah yang lebih jelas dan berkelanjutan.
Bagi Yoni Assia dan eToro, momen refleksi bersama Buffett menjadi titik balik. Dari seorang pemimpin kripto, kini ia menjadi advokat bagi investasi saham yang lebih mapan.
Dan untuk dunia finansial yang terus berubah, mungkin itu adalah bentuk evolusi yang paling masuk akal
Leave a Reply